Kamis, 04 Oktober 2012

Tidak Semua Kain Bercorak Batik bisa disebut BATIK loh!


Jakarta, 2 Oktober 2012

Selamat Hari Batik Nasional kawan-kawan!
Setelah beberapa tahun lalu sempat menjadi perbincangan karena negara tetangga mengklaim bahwa batik adalah HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) mereka, kini batik telah resmi sebagai warisan budaya Indonesia. Hal tersebut merupakan ketetapan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009. Oleh karena itulah setiap tanggal 2 Oktober kita dengan bangga memperingatinya sebagai Hari Batik Nasional Indonesia. Horrey!

Dulu batik jarang sekali digunakan oleh masyarakat Indonesia. Batik jaman dulu memang mempunyai model dan motif yang terkesan resmi. Lebih – lebih dahulu dan dahulunya lagi, batik hanya digunakan sebagai kain Jarik (semacam rok panjang khas Jawa) yang dipadukan dengan kebaya. Jadi tidak heran memang jika kita begitu menjauhi kain ini. Namun sekarang Alhamdulillah (ini benar-benar salah satu puji syukur saya) akhirnya batik bisa diimprovisasi menjadi  model dan motif yang modern serta membuat modis bagi yang memakainya.

Saya yakin setiap masyarakat Indonesia pernah mengenakan batik semasa hidupnya, baik untuk model kemeja (laki – laki maupun perempuan), rok, dress, kaos, tas, atau bahkan sepatu. Iyalah, harus! Bagaimana tidak, artis – artis Hollywood saja banyak sekali yang mengagumi batik. Sebut saja Jessica Alba, Rachel Bilson, Julia Robert, Paris Hilton, dan Adele terlihat memakai batik di beberapa acara mereka.


Kita sering menggunakan hingga membangga-banggakan batik sebagai warisan nenek moyang kita. Begitu akrab lah kita sama batik, akrab sekali. Namun, banyak mungkin yang belum tahu bahwa tidak semua kain bercorak batik itu bisa disebut batik. Naaaah lo, bingung kan?!
Jadi begini, menurut info yang saya dapatkan, yaitu mengutip di salah satu media sosial yang menyebutkan bahwa Dr. Ir. Indra Tjahjani, SS, MLA, MMSI (seorang pemerhati batik) mengatakan, “batik merupakan proses mengubah kain dari yang tadinya berwarna putih hingga penuh warna dan motif dengan menggunakan malam serta dikerjakan secara tradisional. Jadi, dari sekian banyak cara pembuatan batik, yang disebut batik adalah batik tulis”. Selama ini terdapat 3 macam batik berdasarkan pembuatannya, yaitu batik tulis, cap, dan printing. Lain halnya dengan batik tulis, pembuatan batik cap dan printing tidak menggunakan malam.

Kata batik sendiri berasal dari gabungan 2 kata bahasa Jawa, yaitu ‘amba’ yang berarti menulis dan ‘titik’ yang artinya titik juga. Berarti sudah jelas kan teman-teman, mengapa tidak semua kain bercorak batik bisa disebut batik yah.

Batik tulis dibuat menggunakan tangan dengan beberapa alat bantu seperti canting, wajan, gawangan, jegol. Karena pembuatannya yang rumit, batik tulis mempunyai nilai yang tinggi dibandingkan batik lainnya. Kualitas yang dihasilkan pun lebih tinggi, tidak cepat pudar ketika berulang kali dicuci.

Sudah sepatutnya memang kita bangga akan kekayaan budaya Indonesia. Tidak hanya tempat wisata, makanan, bahasa, suku, bahkan batik pun di setiap daerah mempunyai ciri khas masing-masing yang sangat unik.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar